Salah satu wisata di Palu yang dapat di dinikmati adalah berupa etnis dan makanan khasnya. Seperti diketahui Kota Palu merupakan ibu kota provinsi Sulawesi Tengah yang berada pada ketinggian 0-700 meter di atas permukaan laut dan berada di bawah garis khatulistiwa. Olehnya itu, tidak heran jika suhu di Kota Palu sangat panas. Meskipun memiliki suhu yang panas namun memiliki beberapa tempat yang dapat dinikmati yaitu Pesona Pantai Tempat Wisata di Kota Palu yang eksotik.
Meskipun demikian, ada banyak keunikan yang dapat dijadikan sebagai tempat wisata di Palu yaitu dari segi etnis maupun makanannya. Anda sebagai pengunjung wisata di Palu dapat melakukan wisata di Palu untuk dapat mengenal penduduk asli palu atau memiliki sub etnis suku Kaili yang masih kental kita dapat mengunjungi Desa Matantimali, Desa Panasibaja, Desa Bolobia ataupun Desa Rondingo. Desa-desa tersebut berada di daerah pegunungan dan didiami oleh suku Da’a. Mereka adalah komunitas suku terasing yang membangun rumah dan hidup di atas pohon. Tidak hanya menemukan penduduk asli kaili, tapi kita juga bisa melihat indahnya alam pedesaan, dengan melakukan wisata di Palu.
Selain suku asli yang dapat dapat dijadikan sebagai tempat wisata di Palu anda juga dapat mengunjungi beberapa peninggalan nenek moyang. Kota Palu juga terdapat banyak peninggalan nenek moyang keluarga bangsawan suku Kaili. Salah satunya yang masih sering difungsikan adalah Sou Raja. Sou Raja sendiri berarti Rumah Raja, sering juga disebut Banua Mbaso.
Salah satu tempat wisata di Palu yaitu Sou Raja. Saou Raja ini adalah bukti sejarah bahwa Palu dahulu pernah diperintah kerajaan. Sou Raja sendiri fungsinya seperti tumah dinas Raja. Hanya Raja dan keturunanya yang boleh tinggal di sini. Sou Raja sendiri dibangun dengan menggunakan pondasi kayu Ulin atau kayu Bayan. Sedangkan atapnya selalu berbentuk segitiga. Anda dapat mengunjungi Sou Raja ini yang terletak di Palu Selatan, tepatnya di Desa Lere. Selain Sou Raja, ada juga Makam Datok Karamah. Datok Karamah dipercaya berasal dari Aceh dan merupakan orang yang membawa ajaran Islam masuk ke Sulawesi Tengah.
Mengetahui sejarah lengkap Kota Palu, tersedia museum Sulawesi Tengah yang mempunyai berbagai koleksi geologi, biologi, etnografi, arkeologi, filologi dan juga seni yang akan memberikan gambaran bagaimana kehidupan masyarakat Kota Palu pada zaman dahulu. Mengunjungi tempat ini dengan melakukan wisata di Palu akan memberikan pelajaran berharga bagi para pengunjung, dan dapat dijadikan sebagai bahan penelitian sejarah kebudayaan.
Setiap pengunjung yang melakukan wisata di Palu dapat mengunjungi Museum. Museum ini terletak di tengah kota Palu. Di sini anda bisa melihat koleksi gajah purba dan bagaimana masyarakat Sulawesi Tengah jaman dulu meramu, membuat kain dari kulit dan sebagainya. Bila anda penasaran dengan budaya dan asal usul nenek moyang kota ini, maka anda di sarankan melakukan wisata di Palu dengan mengunjungi museum Sulawesi Tengah.
Jika telah melakukan wisata di Palu terutama melakukan wisata sejarah untuk mengenal lebih dekat Kota Palu, satu hal yang tidak boleh ketinggalan adalah mencoba makanan khas Kota Palu itu sendiri. Seperti di daerah lainnya, wisata di Palu anda juga dapat menikmati salah satu makanan khas Palu yang paling banyak dikenal adalah Kaledo. Kaledo merupakan kependekan dari Kaki Lembu Donggala. Sesuai dengan namanya, berbahan dasar Kaki Lembu atau sapi, baik daging, lemak, maupun tulang dan sumsumnya. Kaledo adalah sejenis sup yang berisi tulang sapi yang dicampur dengan asam dan cabai.
Kaledo paling banyak disantap bersama singkong rebus. Sebuah wisata yang menawarkan makanan yang begitu lezat. Kuah kaledo berwarna bening agak kekuningan, rasanya sedikit asam menyegarkan. Rasa asam berasal selain dari buah asam yang merupakan salah satu komponen pelengkap kaledo juga dari jeruk nipis yang dapat ditambahkan sesuka hati. Merasakan makanan khas merupakan kenikmatan tersendiri melakukan wisata di Palu.
Selain gurih rasanya, sumsum tulang sapi lembut di mulut, sangat pas untuk menikmatinya kala masih panas. Mungkin inilah salah satu alasan mengapa kaledo banyak penggemarnya. Karena rasa gurih sumsum, sehingga hampir semua pendatang yang melakukan wisata di Palu ingin mencoba makanan ini. Konon katanya, sumsum tulang sangat baik untuk dikonsumsi oleh anak-anak karena dapat meningkatkan kinerja otak. Anak dapat menjadi pintar dan aktif. Sumsum tulang juga dapat digunakan sebagai campuran kaldu sebagai penambah nafsu makan anak. Selain itu, khasiat lainnya adalah untuk membuat tulang dan gigi tetap kuat serta meningkatkan kekebalan tubuh.
Pagi pendatang yang ingin melakukan wisata di Palu berikut kami berikan sepotong cerita tentang Kaledo, bagaimana pengolahan tulang-belulang sapi menjadi olahan makanan yang digemari dan menjadi makanan khas kota palu ini. Konon, jaman dulu ada seorang dermawan memotong sapi dan membagikannya. Orang Jawa sebagai orang yang pertama kali datang mendapatkan bagian daging sapi yang empuk, lalu mengolahnya menjadi bakso. Datanglah orang Makassar, karena tidak ada lagi daging, diambilnyalah jeroan/isi perut sapi dan diolah menjadi Coto Makassar. Orang Kaili yang merupakan penduduk asli Donggala datang terakhir dan yang tersisa hanya tulang dengan sedikit daging yang masih menempel. Orang Donggala ini beruntung tidak kehilangan akal. Mereka mengolahnya menjadi masakan. Terciptalah kaledo yang hingga saat ini menjadi masakan khas Sulawesi Tengah. Walaupun menurut cerita di atas, kaki lembu dan tulang-tulangnya merupakan sisa, ternyata di Bumi Tadulako memiliki nilai tinggi. Berharga mahal.
Menikmati makanan kaledo tentunya harus mengeluarkan beberapa uang. Tentunya bagi yang melakukan wisata di Palu bertanya-tanya seberapa mahal harga yang ditawarkan untuk menikmati makanan kaledo ini. Jika di bandingkan dengan daerah lainnya mungkin hal ini merupakan harga yang mahal, namun dengan rasa yang di tawarkan tentunya bukan sebuah masalah jika harus memikirkan berapa harga satu porsi. Beberapa warung yang menawarkan ke pengunjung yang melakukan wisata di Palu, memberikan harga yang berbeda-beda. Kisaran harga yang ada sekitar 30-70 ribu rupiah. Itulah harga sebegaia referensi bagi yang melakukan wisata di Palu.
Melakukan wisata di Palu selain menikmati kaledo seperti yang di jelaskan di atas ada juga sayur kelor (uta kelo) yang merupakan sayur khas tanah Kaili. Daun kelor biasanya identik dengan pribahasa lama yaitu “dunia tak seluas daun kelor”. Di Palu, daun kelor dijadikan sajian yang pastinya dapat memanjakan lidah para pecintanya. Sayur Kelor atau Uta Kelo merupakan sayur khas tanah Kaili. Bahan utamanya sendiri pasti menggunakan daun kelor yang dimasak dengan santan.
Demikianlah sebah tulisan yang memberikan petunjuk bagi yang melakukan wisata di Palu. Sebagai bahan referensi sebelum melakukan wisata di Palu. Sebuah bentuk wisata di Palu yang untuk menikmati alam dan sejarah serta makanan yang ditwarkan. Semoga dengan melakukan wisata di Palu dapat memberikan kenikmatan tersendiri.