Dukung Pue Lasadindi atau Mangge Rante sebagai Pahlawan Nasional – Sejumlah elemen masyarakat Kaili mengusulkan pejuang kemerdekaan sekaligus ulama Kaili, Pue Lasadindi yang lebih dikenal dengan Mangge Rante sebagai Pahlawan Nasional.
Daftar Isi
Pue Lasadindi atau Mangge Rante
1. Siapakah Pue Lasadindi alias Mangge Rante? Pue Lasadindi atau yang lebih dikenal sebagai Mangge Rante adalah seorang tokoh pejuang Merah Putih yang berasal dari provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Indonesia. Ia berasal dari keluarga bangsawan Sindue, Kabupaten Donggala, Sulteng, dan lahir pada tahun 1828. Mangge Rante dikenal memiliki karamah (keistimewaan) di mata sebagian masyarakat Bumi Tadulako.
2. Apa yang membuat Mangge Rante dianggap sebagai pejuang dan pahlawan? Mangge Rante memiliki kisah kepahlawanan yang diceritakan turun-temurun oleh masyarakat Sulteng. Ia terlibat dalam berbagai perang dan perjuangan melawan penjajah, seperti perang Kayumalue pada tahun 1888, Perang Malonda di Donggala tahun 1901, menolak pembayaran pajak Belanda tahun 1902, dan perang-perang lainnya. Ia juga bergabung dalam perjuangan Merah Putih di Sulawesi Tengah saat menghadapi kehadiran Jepang.
3. Bagaimana usaha pelestarian dan pengakuan sebagai Pahlawan Nasional? Masyarakat Sulteng dan pihak-pihak yang terkait telah berupaya untuk melestarikan sejarah dan kepahlawanan Mangge Rante. Salah satu langkah penting adalah pengusulan Mangge Rante sebagai Pahlawan Nasional ke pemerintah pusat. Gubernur Sulteng telah mengajukan pengusulan ini kepada Menteri Sosial RI, dan penelitian serta pendalaman tentang sosok Mangge Rante telah dilakukan selama beberapa tahun.
4. Apa saja peran Mangge Rante dalam perjuangan kemerdekaan? Mangge Rante tidak hanya sebagai pejuang melawan penjajah Belanda, tetapi juga berkontribusi dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Ia bergabung dalam organisasi Sarekat Islam (SI) pada tahun 1917 saat HOS Cokroaminoto berkunjung ke Donggala untuk pembentukan SI di Sulteng. Mangge Rante juga memiliki peran sebagai informan (semacam intel) yang bertugas menghubungkan para pejuang di wilayah Sulawesi Tengah.
5. Bagaimana prospek pengakuan sebagai Pahlawan Nasional? Proses pengakuan Mangge Rante sebagai Pahlawan Nasional sudah berjalan, dan namanya masuk dalam daftar sepuluh calon yang diusulkan. Tim tiga belas penetapan pahlawan Nasional dari pusat telah berkunjung ke Palu untuk melihat bukti peninggalan dan bertemu dengan ahli waris Mangge Rante. Progres pengusulan ini sudah mencapai tahap akhir, dan prospeknya menunggu hasil dari seminar di Kementerian Sosial RI.
6. Apa yang membuat Mangge Rante berbeda dan spesial di mata masyarakat Sulteng? Mangge Rante dianggap memiliki karamah atau keistimewaan tertentu yang diyakini oleh sebagian masyarakat Bumi Tadulako. Kisah kepahlawanannya dan perannya dalam mempertahankan identitas dan kemerdekaan membuatnya dihormati dan diwarisi sebagai inspirasi oleh generasi-generasi berikutnya di Sulawesi Tengah.
7. Apa makna monumen patung Pue Lasadindi di Desa Toaya, Kecamatan Sindue? Monumen patung Pue Lasadindi di Desa Toaya, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, menjadi tanda penghormatan masyarakat terhadap sosok Mangge Rante. Monumen ini memperkuat peringatan atas jasa-jasanya dalam sejarah perjuangan dan memastikan bahwa warisan budayanya terus dikenang dan dilestarikan.
Pengakuan sebagai Pahlawan Nasional akan semakin memperkuat dan mengabadikan peran Mangge Rante sebagai bagian penting dari sejarah bangsa Indonesia, dan menginspirasi generasi masa kini dan mendatang untuk mencintai, menghormati, dan melestarikan nilai-nilai kepahlawanannya.
Perjalanan Pejuang Merah Putih dari Sulteng Pue Lasadindi atau Mangge Rante
Bentuk dukungan itu diwujudkan dalam momentum Palu Berzikir dan deklarasi calon Pahlawan Nasional, dipimpin ulama kondang KH Arifin Ilham dan Ustadz Firdaus asal Makassar bersama ribuan jemaah di kompleks Masjid Raya Lolu, akhir pekan lalu.
Usulan tersebut ditanggapi positif oleh Ketua DPRD Kota Palu, H Ishak Cae. Dia pun menyatakan dukungan untuk mendorong pemerintah pusat mengukuhkan Pue Lasadindi sebagai Pahlawan Nasional.
Ishak menekankan, sudah seharusnya nama pejuang kemerdekaan di daerah ini dimunculkan ke tingkat nasional.
“Tidak bisa disangkal bahwa dia (Mange Rante) adalah pejuang di Sulawesi Tengah. Acara seperti ini berarti pemikiran cerdas,” ujarnya.
Ketika ditanya soal dukungan parlemen Kota Palu, maka dirinya sebagai ketua akan memberi ruang bagi masyarakat.
“Saya salut dan bangga kepada panitia yang mau mengangkat nama besar Mange Rante. Apalagi semua orang tahu, bahwa Mange Rante adalah pejuang daerah,” ujarnya.
Selain Mangge Rante, lanjut politisi Golkar itu, ada beberapa tokoh lain yang turut berjuang melawan penjajah. Namun sejauh ini, masih mengerucut ke Mangge Rante.
Dia mengakui, tahapan pengusulan pahlawan nasional tidaklah mudah dan tidak bisa sekaligus sampai beberapa nama.
“Karena tokoh nasional itu bukan daerah yang menentukan, melainkan pemerintah pusat. Kita berharap agar perjuangan teman-teman ini bisa terwujud dan Mangge Rante bisa dikukuhkan sebagai pahlawan nasional,” tutupnya. (NANANG IP)
Sejarah mangge rante
Sindue adalah sebuah kerajaan klasik di tanah kaili, sebuah sejarah yang penuh dengan misteri. konon keberadaannya sendiri telah berdiri sebelum kerajaan hindu “KUTAI” di kalimantan hal ini diceiterakan dari sebuah ceritera dari kalimantan bahwa ketika kerajaan kuta diserang musuh, mereka pun memintah bantuan pada kerajaan klasik Sindue yang dahulunya kerajaan tersebut memberi gelar kepada kerajaan klasik sindue sebagai “BATANG HARI”.
Dan sekarang, entah itu hal yang benar atau tidak, tapi yang jelas betapa pentingnya sebuah sejarah bagi sebuah negara, ia seperti sebuah tongkat, mata bagi membangun masa depan bangsa. dari sejarah kita dapat bercermin dan mawas diri mempelajarinya dan menyempurnakannya di masa depan untuk melangkah kedepan pintu gerbang kesempurnaan yang pada akhirnya kita musti sadar bahwa tiada yang lebih sempurna terkecuali sang skenario terbesar alam semesta Allah SWT.
Sekarang sejarah itu kembali dicari oleh sang penerus dari negara kecil itu dan masyarakat atau rakyat yang mempunyai kepentingan terhadap warisan sejarah tersebut.
kenapa musti dicari…….?
yang sampai-sampai berdarah-darah.
dan jawabannya adalah :
1. Demi mengetahui garis keturunannya, siapa-siapa yang masih keturunan dari kerajaan tersebut.
2. Demi mendapatkan Karomah dari kesaktian yang pada umumnya rakyat kerajaan sindue sendiri mempercayai salah satu turunan dari bangsawan kerajaan tersebut ada yang telah mencapai pringkat “KEWALIAN” yakni benama “LASADINDI” yang lebih dikenal dengan “MANGGE RANTE” (dalam bahasa kaili) atau sering pula disebuat “PUE LOIGI”(dalam bahasa kaili) atau sebutan-sebutan yang lain yang melekat pada dirinya.
LASADINDI sendiri adalah salah seorang tokoh penyebar agama islam di sulawesi tengah yang semasa hidupnya dikenal dengan karomahnya yang akan nampak dalam setiap kesulitan yang dialaminya dalam menyebarkan agama yang dibawah oleh Rasulullah SAW. hal itu sering disaksikan oleh sebagian mereka yang sezaman masa hidupnya dengan beliau.
sekarang, dizaman yang serba modern ini, orang-orang yang musti mencontoh ajaran yang dibawahnya itu malah berbuat kesesatan yang nyata,bukan meniru prilakunya tapi mala mengagungkannya dan menghubungkannya dengan hal-hal yang mistik, apalagi yang lebih parahnya menghubungkannya dengan “UE NTIRA” ( Kerajaan JIN terbesar di sulawesi tengah – tepatnya di jalan trans parigi – tawaili)).
pertanyaan…?
adakah seorang Wali Allah musti bersekutu dengan alam JIN dan kerajaannya yang sekarang berada di “UE NTIRA” tersebut ???
jawabanya….
TENTU TIDAK. hal itu berkembang dikarenakan kerja dari bala tentara dari alam JIN untuk menguasai hati dan pikiran manusia pada umumnya dan rakyat sindue pada khususnya.
terlalu tinggi penghargaan mereka terhadap tokoh “LASADINDI” tersebut hinggah menyebabkan mereka ke jurang kesyirikan yang nyata.
APA BUKTINYA tentang hal itu ?????????
JAWABANNYA adalah.
“coba mari lihat tuguh sang tokoh tersebut “MOLAS” monumen Lasadindi yang dibangun di jantung ibu kota kecamatan sindue yakni Toaya. tepat diperempatan jantungnya berdirilah sebuah tugu yang berhasil didirikan atas dukungan pemerintah setempat dan masyarakatnya. mungkin tugu boleh-boleh saja berdiri sebatas itu tidak akan menjadi berhala nantinya. tapi dasar hati manusia, ia tetap memberhalakan tugu tersebut dan itulah wajah keimanan masyarakat ini.”
KU KATAKAN KENAPA DEMIKIAN, KENAPA MEREKA MENJADIKAN TUGU TERSEBUT MENJADI BERHALA……………..????
BUKTINYA………….
“ATAS DASAR MIMPI SALAH SEORANG MASYARAKAT DESA TOAYA TELAH DIDATANGI OLEH SANG TOKOH TERSEBUT, KATANYA SEPERTI INI, “KENAPA ENGKAU BIARKAN PATUNGKU ITU DITERIK MATAHARI DAN DIBADAI HUJAN SEDANG ENGKAU MEMBIARKANNYA TANPA ENGKAU MENUTUPINYA”
(MIMPI YANG BENAR ADALAH MIMPI BERTEMU DENGAN RASULULLAH DAN SELAIN ITU BELUM TENTU KEBENARANNYA KARENA MIMPI BERTEMU DENGAN RASULULLAH TIDAK AKAN BISA DISERUPAI DENGAN JIN DAN SETAN)
Akhirnya,….
Tugu tersebut diberi payung berwarna kuning.
BETAPA MASYARAKAT INI TELAH MEMBERHALAKAN TUGU TERSEBUT DENGAN MEMBERI PAYUNG PADA BENDA MATI yang DIBUAT DARI PASIR, SEMEN DAN BATU.BUKANKAH DEMIKIAN PELAJARAN YANG TELAH BERTENTANGAN DENGAN AJARAN YANG TELAH DITURUNKAN OLEH ALLAH MELALUI RASULNYA MUHAMMAD, DAN DITERUSKAN OLEH MANUSIA-MANUSIA SESUDAHNYA TERMAKSUD SALAH SATUNYA ADALAH “LASADINDI” TERSEBUT.
PUE LASADINDI (MANGGE RANTE) sebagai PAHLAWAN NASIONAL dari SULAWESI TENGAH
makam mangge rante
ilmu mangge rante
daftar mangge rante
cari mangge rante
silsilah lasadindi
gambar lasadindi
sejarah lasadindi
gambar lasadindi
makam mangge rante
cari mangge rante
daftar mangge rante
sosok mangge rante
nene rante
jembatan mangge rante palu city central sulawesi