Tempat hunting di kota Palu – menjadi trend saat ini adalah tempat hunting untuk sekedar menunjukkan akses terhadap tempat-tempat terindah. Telah dikenal di beberapa daerah bahwa kota Palu memiliki tempat hunting yang sangat memukau dan tidak boleh terlewatkan kertika berada di Kota Palu. Berikut WisataPalu.com merekomendasikan 6 Tempat Hunting di Kota Palu yang Tidak Boleh Terlewatkan.
Pada tugu Nosarara Nosabatutu terdapat 2 simbol perdamaian. Simbol perdamaian berupa Gong Perdamaian Nusantara dan Monumen Nosarara Nosabatutu. Kata Nosarara Nosabatutu merupakan semboyan dari suku kaili, yang berarti bersaudara dan bersatu. Hal ini dimaksudkan agar taman ini menjadi pilar dalam membangun perdamaian, kebersamaan, kerukunan, serta mengajak seluruh komponen bangsa untuk ikut berperan aktif dalam mewujudkan keamanan, kedamaian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya di Sulawesi Tengah.
Mengunjungi Tempat Wisata Palu Tugu Nosarara Nosabatutu memberikan sejumlah kedamian. Salah satu alasan mengunjungi Tempat Wisata Palu Tugu Nosarara Nosabatutu adalah memandang yang begitu indah dan makjubkan. Dari atas bukit terlihat pepohonan hijau, nampak kejauhan teluk palu dan berbagai jenis tumbuhan di taman ini. Setelah masuk ke dalam taman, Anda akan melihat orang-orang yang sibuk berfoto-foto dan berselfie ria.
Pada malam hari pemandangan berubah menjadi lebih indah, dengan suasana romantis. Pemandangan lampu berwarna-warni hasil pancaran dari rumah-rumah warga di kota Palu.
Salah satu cafe tempat istirahat untuk menghilangkan penat setelah sibuk berfoto-foto adalah Nosarara cafe. Cafe di tugu perdamaian nosarara nosabatutu dapat menghilangkan permasalahan makan dan minum. Tempat cafe ini berada dibagian bawah taman. Tampilan cafenya memang sangat sederhana, namun dapat dipastikan dapat mengenyangkan Anda. Cafe Nosarara menyajikan menu:
Pantai Talise merupakan salah satu tempat wisata di Palu yang sering digunakan oleh masyarakat setempat untuk menikmati keindahan Pantai. Pantai ini sangat mudah di jangkau karena keberadaanya dekat dengan pusat kota Palu. Waktu yang tepat untuk menikmati keindahan pantai Talise adalah di Pagi dan di sore hari. Keindahan pantai pada pagi dan sore hari akan terasa lebih nikmat kerena waktu terbit dan tenggelamnya matahari.
Suasana Pantai Talise sebagai tempat wisata di Palu pada pagi hari, menjadi lebih nikmat dan yang tenang karena terbitnya matahari. Selain itu pada pagi hari suasana pantai Talise agak tenang karena kurangnya tiupan angin sehingga ombak lautan pantai menjadi tenang. Masyarakat Kota Palu menikmati suasana pantai di pagi hari dengan berenang. Beberapa masyarakat yang mempercayai terapi air laut sebagai obat, berendam mulai jam 6 sampai jam 9 Pagi.
Pantai yang terletak di Jalan Rajamoili dan Jalan Cut Mutia, kecamatan Palu Timur, Provinsi Sulawesi Tengah ini merupakan salah satu tempat wisata di Kota Palu. Ada beberapa alasan mengapa pantai talise menjadi pilihan untuk dijadikan sebagai tempat wisata di Kota Palu. Alasan terbeut karena dapat dijangkau oleh para pengunjung dengan mudah, karena jaraknya yang dekat. Tempat ini bisa ditempuh selama kurang lebih 15 menit karena letaknya dekat dengan kota Palu. Selain itu, tidak perlu merogoh kantong untuk membayar tiket masuk.
Pantai yang membentang dari Kota Palu hingga Kabupaten Donggala ini memang memiliki panorama keindahan yang sangat mempesona karena di pantai ini para pengunjung dapat menyaksikan hamparan teluk dan pegunungan yang sangat eksotik. Sepanjang Pantai Talise berjejer pedagang kaki lima yang menyajikan berbagai makanan yang menggugah selera. Rasanya nikmat sekali ketika bisa menikmati keindahan pantai talise yang disuguhi pemandangan pantai biru sekaligus pegunungan yang menjulang tinggi di sekitar pantai Talise, melihat jembatan kuning yang merupakan Icon Kota Palu dan menyaksikan mesjid terapung yang kubahnya berganti-ganti warna serta menyaksikan keindahan terbenamnya matahari diantara Gunung Gawalise ditemani segelas minuman Saraba (minumah hangat yang terbuat dari bahan dasar campuran gula merah dan susu serta jahe) dengan sepiring stik pisang atau jagung bakar yang bisa didapatkan dengan harga yang terjangkau. Jika ingin mencobanya, anda bisa datang ke tempat ini ketika sore atau malam hari. Sebab, jika siang hari tempat ini sepi pengunjung karena cuaca kota Palu sangat terik.
Pada malam hari pengunjung pantai Talise sebagai tempat wisata di Palu dapat menikmati gemerlapnya lampu-lampu yang ada. Salah satu tempat yang indah yaitu Masjid 7 Warnah, dan Jembatan Kuning atau Jembatan Panulele. Keindahan lampu menjadikan beberapa pengunjung yang pernah datang ketempat ini, mengatakan bahwa Kota Palu bagaikan Hongkong di tengah malam.
Jika sore hari menjelang malam, banyak warga menghabiskan waktunya di depan dan di dalam masjid. Ada yang sekedar berfoto-foto dengan latar belakang masjid, juga ada yang melaksanakan ibadah salat berjemaah di dalam masjid. Mesjid yang terletak di jalan cumi-cumi, Palu Barat ini dibangun di depan pertamina. Meskipun terlihat kecil, ternyata bangunan ini mampu menampung jamaah 150 hingga 200 orang.Sebuah wisata religi di Kota Palu yang begitu menakjubkan.
Masjid ini dibangun oleh Muhammad Hasan Bajamal sejak 19 Januari 2011 dan selesai pada 19 Januari 2012 dan diresmikan langsung oleh oleh Gubernur Sulawesi tengah, Longki Djanggola. Menurut cerita, dibangunnya mesjid ini adalah untuk mengenang jasa almarhum Syekh Abdullah Raqi atau Datuk Karama. Datuk Karama merupakan ulama asal Minangkabau, Sumatera Barat, yang diyakini oleh masyarakat Palu sebagai penyiar agama Islam pertama sejak abad ke-17.
Berjarak 30 meter dari bibir pantai, mesjid ini berdiri tegak di atas lebih dari 25 tiang penyangga yang dapat terlihat jelas saat air surut. Jalam masuk menuju ke dalam mesjid ini dibangun jembatan yang berlantai tegel, dengan dihiasi beberapa lampu penerang pada sisi kiri dan kanan besi yang tertanam di dalam tembok jembatan.
Tempat hunting di kota Palu berupa Jembatan ini telah resmikan pada bulan Mei 2006 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jembatan ini terbentang di atas Teluk Talise tepat berada di Kelurahan Besusu dan Lere. Jembatan ini menjadi satu-satunya jembatan lengkung pertama yang ada di Indonesia, dan ketiga di dunia setelah Jepang dan Perancis.
Penampakan jembatan ini menjadi salah satu Tempat hunting di kota Palu yang merupakan icon tersohor Kota Pau karena keunikan yang dimilikinya. Walaupun umur jembatan ini belum setengah abad, jembatan kuning ini menyimpan mitos yang membuat bulu kuduk merinding. Masyarakat percaya, pada waktu-waktu tertentu warga setempat sering melihat buaya muara. Kemunculan buaya muara ini bukanlah hal yang biasa. Kemunculan buaya muara ini, bearti dia meminta tumbal. Awal mulainya, sering kali saat kemunculan tiga ekor buaya di muara sungai Palu ini dikaitkan dengan kabar orang hilang setelah dari muara. Meski terdapat mitos buaya meminta tumbal, warga sekitar tidak takut. Karena seiring waktu warga sudah terbiasa dengan kehadiran buaya yang sedang berjemur di tepi muara sungai.
Kilometer 11 merupakan daerah tempat hunting di kota Palu yang berada di daerah pegunungan
Beberapa pemandangan kota palu yang menjadi tempat hunting di kota Palu
kota palu tempat menarik
pariwisata kota palu
tempat wisata unik di kota palu
wisata kuliner kota palu
teluk palu potensi wisata yang tersembunyi
permandian deefa palu