Sejarah dan Budaya Sulawesi Tengah: Keajaiban Keragaman di Tengah Nusantara

Sangat Lengkap !! Sejarah dan Budaya Sulawesi Tengah sebagai Tempat Wisata di Sulawesi – Provinsi Sulawesi Tengah terdiri atas 11 kabupaten dan 1 kota, 147 kecamatan, dan 1.664 desa/ kelurahan. Provinsi ini memiliki luas daratan 61.841,29 km2 (BPS 2010), dengan penduduk 2.633.420 jiwa (SP 2010), dengan tingkat kepadatan penduduk 43 jiwa/ km2. Hal ini merupakan Sejarah dan Budaya Sulawesi Tengah sebagai Tempat Wisata di Sulawesi.

Sejarah dan Budaya Sulawesi Tengah

Sulawesi Tengah, sebuah provinsi yang terletak di tengah kepulauan Indonesia, memiliki sejarah dan budaya yang kaya dan beragam. Dikenal juga dengan sebutan “Sulteng”, provinsi ini menjadi rumah bagi berbagai suku bangsa yang memiliki tradisi dan adat istiadat yang unik. Mari kita jelajahi sejarah dan budaya Sulawesi Tengah yang menakjubkan.

Sejarah Sulawesi Tengah: Sejarah Sulawesi Tengah telah dimulai sejak zaman prasejarah. Beberapa peninggalan arkeologi menunjukkan keberadaan manusia purba di wilayah ini. Selanjutnya, wilayah ini menjadi pusat perdagangan dan kerajaan-kerajaan berdiri, seperti Kerajaan Poso, Kerajaan Sigi, dan Kerajaan Banggai.

Pada masa kolonial, Sulawesi Tengah menjadi bagian dari Hindia Belanda dan mengalami pengaruh budaya Eropa. Selama masa perjuangan kemerdekaan, Sulawesi Tengah juga ikut berperan dalam perjuangan melawan penjajahan.

Budaya Sulawesi Tengah: Budaya Sulawesi Tengah kaya akan keragaman suku bangsa dan tradisi. Beberapa suku yang mendiami provinsi ini antara lain suku Kaili, suku Bada, suku Pamona, suku Tolaki, suku Tontemboan, dan masih banyak lagi.

Masing-masing suku memiliki adat istiadat yang khas, mulai dari upacara adat, tarian tradisional, seni kerajinan, hingga makanan khas. Misalnya, suku Kaili terkenal dengan rumah adat pohonnya yang disebut “rumah bola” dan suku Tolaki dengan tarian khasnya yang energik.

FAQ: Sejarah dan Budaya Sulawesi Tengah

  1. Apa tempat wisata sejarah yang menarik di Sulawesi Tengah? Ada beberapa tempat wisata sejarah yang menarik di Sulawesi Tengah, seperti Situs Megalitikum Lore Lindu dan Benteng Pendolo di Danau Poso.
  2. Apa makanan khas Sulawesi Tengah yang harus dicoba? Ada beberapa makanan khas Sulawesi Tengah yang patut dicoba, seperti Nasi Kuning, Tinutuan, dan Kapurung.
  3. Bagaimana cara mengenal lebih dekat budaya Sulawesi Tengah? Anda dapat mengunjungi desa-desa adat di Sulawesi Tengah dan berinteraksi langsung dengan penduduk setempat. Anda juga bisa menyaksikan pertunjukan tari dan musik tradisional.
  4. Apa festival budaya terkenal di Sulawesi Tengah? Festival Minahasa adalah salah satu festival budaya terkenal di Sulawesi Tengah yang menampilkan beragam kegiatan budaya, seperti tarian, musik, dan pameran seni.

Sejarah dan budaya Sulawesi Tengah menjadi warisan yang berharga bagi Indonesia. Keindahan alam, kekayaan budaya, dan keramahan penduduk setempat membuat Sulawesi Tengah menjadi tujuan wisata yang menarik. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk menjelajahi keajaiban sejarah dan budaya di tengah Nusantara ini.

 

Keberadaan Suku Kaili Sulawesi Tengah

Suku Kaili adalah suku bangsa di Indonesia yang mendiami sebagian besar dari Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya wilayah Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kota Palu, di seluruh daerah di lembah antara Gunung Gawalise, Gunung Nokilalaki, Kulawi, dan Gunung Raranggonau. Mereka juga menghuni wilayah pantai timur Sulawesi Tengah, meliputi Kabupaten Parigi-Moutong, Kabupaten Tojo-Una Una dan Kabupaten Poso. Masyarakat suku Kaili mendiami kampung/desa di Teluk Tomini yaitu Tinombo,Moutong,Parigi, Sausu, Ampana, Tojo dan Una Una, sedang di Kabupaten Poso mereka mendiami daerah Mapane, Uekuli dan pesisir Pantai Poso.[butuh rujukan]

Untuk menyatakan “orang Kaili” disebut dalam bahasa Kaili dengan menggunakan prefix “To” yaitu To Kaili.

Ada beberapa pendapat yang mengemukakan etimologi dari kata Kaili, salah satunya menyebutkan bahwa kata yang menjadi nama suku Kaili ini berasal dari nama pohon dan buah Kaili yang umumnya tumbuh di hutan-hutan dikawasan daerah ini, terutama di tepi Sungai Palu dan Teluk Palu. Pada zaman dulu, tepi pantai Teluk Palu letaknya menjorok l.k. 34 km dari letak pantai sekarang, yaitu di Kampung Bangga. Sebagai buktinya, di daerah Bobo sampai ke Bangga banyak ditemukan karang dan rerumputan pantai/laut. Bahkan di sana ada sebuah sumur yang airnya pasang pada saat air di laut sedang pasang demikian juga akan surut pada saat air laut surut.

Menurut cerita (tutura), dahulu kala, di tepi pantai dekat Kampung Bangga tumbuh sebatang pohon kaili yang tumbuh menjulang tinggi. Pohon ini menjadi arah atau panduan bagi pelaut atau nelayan yang memasuki Teluk Palu untuk menuju pelabuhan pada saat itu, Bangga.

Suku Kalili atau etnik Kaili, merupakan salah satu etnik dengan yang memiliki rumpun etnik sendiri. untuk penyebutannya, suku Kaili disebut etnik kaili, sementara rumpun suku kaili lebih dari 30 rumpun suku, seperti, rumpun kaili rai, rumpun kaili ledo, rumpun kaili ija, rumpun kaili moma, rumpun kaili da’a, rumpun kaili unde, rumpun kaili inde, rumpun kaili tara, rumpun kaili bare’e, rumpun kaili doi, rumpun kaili torai, dll.

Daftar Jumlah Kecamatan di Sulawesi Tengah

Adapun daftar lengkap nama kabupaten/kota, nama ibu kota, serta jumlah kecamatan, dan desa/ kelurahan di Provinsi Sulawesi tengah hingga saat ini (Maret 2013) adalah sebagai berikut.

Kabupaten/Kota Ibu Kota Jumlah Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan
Kabupaten Banggai Luwuk 13 255
Kabupaten Banggai Kepulauan Salakan 19 210
Kabupaten Banggai Laut Banggai 7 66
Kabupaten Buol Buol 11 107
Kabupaten Donggala Donggala 15 143
Kabupaten Morowali Bungku 13 245
Kabupaten Parigi Moutong Parigi 20 175
Kabupaten Poso Poso 18 156
Kabupaten Sigi Sigi Biromaru 15 160
Kabupaten Tojo Una-Una Ampana 9 122
Kabupaten Tolitoli Tolitoli 10 84
Kota Palu 4 43

Berikut secara terpisah dibahas mengenai Sejarah dan Budaya Sulawesi Tengah.

Sejarah Lengkap Budaya Sulawesi Tengah

Sejarah Sulawesi Tengah sebagai Tempat Wisata di Sulawesi dengan wilayah provinsi Sulawesi Tengah sebelum jatuh ke tangan Pemerintahan Hindia Belanda merupakan sebuah Pemerintahan Kerajaan yang terdiri atas 15 kerajaan di bawah kepemimpinan para raja yang selanjutnya dalam sejarah Sulawesi Tengah dikenal dengan julukan Tujuh Kerajaan di Timur dan Delapan Kerajaan di Barat.

Sejarah Sulawesi Tengah, semenjak tahun 1905, wilayah Sulawesi Tengah seluruhnya jatuh ke tangan Pemerintahan Hindia Belanda, dari Tujuh Kerajaan di Timur dan Delapan Kerajaan di Barat, kemudian oleh Pemerintah Hindia Belanda dijadikan Landschap-landschap atau Pusat-pusat Pemerintahan Hindia Belanda yang meliputi, antara lain:

  1. Poso Lage di Poso
  2. Lore di Wianga
  3. Tojo di Ampana
  4. Pulau Una-una di Una-una
  5. Bungku di Bungku
  6. Mori di Kolonodale
  7. Banggai di Luwuk
  8. Parigi di Parigi
  9. Moutong di Tinombo
  10. Tawaeli di Tawaeli
  11. Banawa di Donggala
  12. Palu di Palu
  13. Sigi/Dolo di Biromaru
  14. Kulawi di Kulawi
  15. Tolitoli di Tolitoli

Khusus Kota palu dan suku kaili mempunyai sejarah tersendiri dapat anda baca di : Sejarah Kota Palu dan Suku Kaili Sulawesi Tengah.

Dalam perkembangannya Sejarah Sulawesi Tengah, ketika Pemerintahan Hindia Belanda jatuh dan sudah tidak berkuasa lagi di Sulawesi Tengah serta seluruh Indonesia, Pemerintah Pusat kemudian membagi wilayah Sulawesi Tengah menjadi 3 (tiga) bagian, yakni:

  1. Sulawesi Tengah bagian Barat, meliputi wilayah Kabupaten Poso, Kabupaten Banggai dan Kabupaten Buol Tolitoli. Pembagian wilayah ini didasarkan pada Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959, tentang pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi.
  2. Sulawesi Tengah bagian Tengah (Teluk Tomini), masuk Wilayah Karesidenan Sulawesi Utara di Manado. Pada tahun 1919, seluruh Wilayah Sulawesi Tengah masuk Wilayah Karesidenen Sulawesi Utara di Manado. Pada tahun 1940, Sulawesi Tengah dibagi menjadi 2 Afdeeling yaitu Afdeeling Donggala yang meliputi Tujuh Onder Afdeeling dan Lima Belas Swapraja.
  3. Sulawesi Tengah bagian Timur (Teluk Tolo) masuk Wilayah Karesedenan Sulawesi Timur Bau-bau.

Tahun 1964 dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 1964 terbentuklah Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah yang meliputi empat kabupaten yaitu Kabupaten Donggala, Kabupaten Poso, Kabupaten Banggai dan Kabupaten Buol Tolitoli. Selanjutnya Pemerintah Pusat menetapkan Propinsi Sulawesi Tengah sebagai Provinsi yang otonom berdiri sendiri yang ditetapkan dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang Pembentukan Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan selanjutnya tanggal pembentukan tersebut diperingati sebagai Hari Lahirnya Provinsi Sulawesi Tengah.

Dengan perkembangan Sistem Pemerintahan dan tutunan Masyarakat dalam era Reformasi yang menginginkan adanya pemekaran Wilayah menjadi Kabupaten, maka Pemerintah Pusat mengeluarkan kebijakan melalui Undang-undang Nomor 11 tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Buol, Morowali dan Banggai Kepulauan. Kemudian melalui Undang-undang Nomor 10 Tahun 2002 oleh Pemerintah Pusat terbentuk lagi 2 Kabupaten baru di Provinsi Sulawesi Tengah yakni Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Tojo Una-Una. Kini berdasarkan pemekaran wilayah kabupaten, provinsi ini terbagi menjadi 10 daerah, yaitu 9 kabupaten dan 1 kota.

Sulawesi Tengah juga memiliki beberapa sungai, diantaranya sungai Lariang yang terkenal sebagai arena arung jeram, sungai Gumbasa dan sungai Palu. Juga terdapat danau yang menjadi obyek wisata terkenal yakni Danau Poso dan Danau Lindu.

Sulawesi Tengah memiliki beberapa kawasan konservasi seperti suaka alam, suaka margasatwa dan hutan lindung yang memiliki keunikan flora dan fauna yang sekaligus menjadi obyek penelitian bagi para ilmuwan dan naturalis.

Ibukota Sulawesi Tengah adalah Palu. Kota ini terletak di Teluk Palu dan terbagi dua oleh Sungai Palu yang membujur dari Lembah Palu dan bermuara di laut.

Budaya Sulawesi Tengah

Budaya Sulawesi Tengah sebagai Tempat Wisata di Sulawesi memiliki banyak ragam. Sulawesi Tengah kaya akan budaya yang diwariskan secara turun-temurun. Tradisi yang menyangkut aspek kehidupan dipelihara dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Kepercayaan lama adalah warisan budaya yang tetap terpelihara dan dilakukan dalam beberapa bentuk dengan berbagai pengaruh modern serta pengaruh agama.

Bagi yang ingin mencari wisata budaya sulawesi tengah baca di : Beberapa Tempat Wisata di Sulawesi Tengah yang Wajib di Kunjungi

Karena banyak kelompok etnis mendiami Sulawesi Tengah, maka terdapat pula banyak perbedaan di antara etnis tersebut yang merupakan kekhasan yang harmonis dalam masyarakat. Mereka yang tinggal di pantai bagian barat kabupaten Donggala telah bercampur dengan masyarakat Bugis dari Sulawesi Selatan dan masyarakat Gorontalo. Di bagian timur pulau Sulawesi, juga terdapat pengaruh kuat Gorontalo dan Manado, terlihat dari dialek daerah Luwuk dan sebaran suku Gorontalo di kecamatan Bualemo yang cukup dominan.

Budaya Sulawesi Tengah yang mmukau dapat dikatakan mendapat pengaruh dari Sumatera Barat seperti nampak dalam dekorasi upacara perkawinan. Kabupaten Donggala memiliki tradisi menenun kain warisan zaman Hindu. Pusat-pusat penenunan terdapat di Donggala Kodi, Watusampu, Palu, Tawaeli dan Banawa. Sistem tenun ikat ganda yang merupakan teknik spesial yang bermotif Bali, India dan Jepang masih dapat ditemukan.

Rumah Tambi adalah rumah Adat di Sulawesi Tengah

Rumah Tambi yang merupakan Rumah Tradisional Provinsi Sulawesi Tengah

Budaya Sulawesi Tengah pada masyarakat pegunungan memiliki budaya tersendiri yang banyak dipengaruhi suku Toraja, Sulawesi Selatan. Meski demikian, tradisi, adat, model pakaian dan arsitektur rumah berbeda dengan Toraja, seperti contohnya ialah mereka menggunakan kulit beringin sebagai pakaian penghangat badan. Rumah tradisional Sulawesi Tengah terbuat dari tiang dan dinding kayu yang beratap ilalang dan hanya memiliki satu ruang besar. Lobo atau duhunga merupakan ruang bersama atau aula yang digunakan untuk festival atau upacara, sedangkan Tambi merupakan rumah tempat tinggal. Selain rumah, ada pula lumbung padi yang disebut Gampiri.

Budaya Sulawesi Tengah yang dikenal dengan Buya atau sarung seperti model Eropa hingga sepanjang pinggang dan keraba semacam blus yang dilengkapi dengan benang emas. Tali atau mahkota pada kepala diduga merupakan pengaruh kerajaan Eropa. Baju banjara yang disulam dengan benang emas merupakan baju laki-laki yang panjangnya hingga lutut. Daster atau sarung sutra yang membujur sepanjang dada hingga bahu, mahkota kepala yang berwarna-warni dan parang yang diselip di pinggang melengkapi pakaian adat.

Demikian Sejarah dan Budaya Sulawesi Tengah yang dapat menjadi bahan bacaan. Selengkapanya tentang Sejarah dan Budaya Sulawesi Tengah dapat anda temukan di beberapa buku yang tersedia di Perpustakaan Provinsi Sulawesi Tengah. Bagi anda yang ingin mendalami Sejarah dan Budaya Sulawesi Tengah dapat anda temukan referensi yang cukup banyak tersedia di Perpustakaan museum Sulawesi Tengah yang terletak di Jl. Kemiri.

Check Also

Sewa Baju Adat Di Banyuwangi: Menyatu dengan Pesona Budaya Lokal

Temukan keindahan dan makna budaya Banyuwangi melalui Sewa Baju Adat Banyuwangi. Dengan motif batik yang …