Warning: include(/www/wwwroot/wisatapalu.com/wp-includes/assets/script-modules-packages.min.php): Failed to open stream: No such file or directory in /www/wwwroot/wisatapalu.com/wp-includes/script-modules.php on line 142

Warning: include(): Failed opening '/www/wwwroot/wisatapalu.com/wp-includes/assets/script-modules-packages.min.php' for inclusion (include_path='.:') in /www/wwwroot/wisatapalu.com/wp-includes/script-modules.php on line 142

Warning: foreach() argument must be of type array|object, bool given in /www/wwwroot/wisatapalu.com/wp-includes/script-modules.php on line 144
5 Adat Kebiasaan Suku Bugis - Wisata Palu

5 Adat Kebiasaan Suku Bugis

Adat Kebiasaan Suku Bugis : Suku Bugis adalah salah satu suku yang berasal dari Sulawesi Selatan, Indonesia. Berikut adalah beberapa adat kebiasaan yang dimiliki oleh suku Bugis:

  1. Adat Perkawinan
    Suku Bugis memiliki adat perkawinan yang kaya akan tradisi. Dalam adat perkawinan Bugis, pihak laki-laki harus memberikan maskawin kepada pihak perempuan sebagai tanda keseriusan dalam menjalin hubungan. Selain itu, adat perkawinan Bugis juga melibatkan upacara adat yang sangat penting seperti upacara siraman dan upacara pengantin.
  2. Adat Musyawarah
    Suku Bugis sangat menghargai adat musyawarah. Dalam adat musyawarah, setiap orang diizinkan untuk menyampaikan pendapat dan mencapai kesepakatan bersama. Hal ini merupakan bentuk penghormatan kepada orang lain dan juga menjadi salah satu cara untuk mencapai keputusan yang baik dan benar.
  3. Adat Makan
    Adat makan suku Bugis juga memiliki aturan yang cukup ketat. Biasanya, makanan harus disajikan dengan cara yang tertentu dan harus dimakan dengan tangan kanan. Selain itu, suku Bugis juga memiliki makanan khas seperti pallubasa dan coto makassar yang sangat terkenal.
  4. Adat Berpakaian
    Adat berpakaian suku Bugis juga sangat khas. Laki-laki suku Bugis biasanya mengenakan baju bodo, celana bola, dan sorong. Sedangkan perempuan suku Bugis mengenakan baju bodo dan rok berenda yang panjang.
  5. Adat Gotong Royong
    Adat gotong royong juga sangat dihargai oleh suku Bugis. Dalam adat gotong royong, masyarakat saling membantu satu sama lain dalam hal yang berhubungan dengan pekerjaan atau acara adat. Hal ini menjadi salah satu cara untuk mempererat hubungan antaranggota masyarakat dan juga menjadi bentuk kebersamaan yang kuat.

Baca Juga : Pakaian Adat Suku Bugis

Itulah beberapa adat kebiasaan yang dimiliki oleh suku Bugis. Adat kebiasaan tersebut sangatlah penting bagi suku Bugis dan masih dijaga hingga saat ini.

Adat Kebiasaan suku Bugis Makassar

Adat perkawinan suku Bugis Makassar memiliki tradisi yang kaya dan unik. Berikut ini adalah beberapa tradisi dalam adat perkawinan suku Bugis Makassar:

  • Mappacciaraung
    Mappacciaraung adalah proses adat untuk mempelai pria memberikan hadiah atau maskawin kepada mempelai wanita. Maskawin ini berupa uang atau benda berharga lainnya yang diserahkan oleh mempelai pria kepada keluarga mempelai wanita sebagai tanda keseriusan dan penghargaan atas pernikahan.
  • Pacceka’bona
    Pacceka’bona adalah prosesi acara pernikahan suku Bugis Makassar yang dilakukan sebelum acara akad nikah. Dalam prosesi ini, mempelai pria akan datang ke rumah mempelai wanita dan memberikan seserahan. Seserahan yang diberikan biasanya berupa baju adat, buah-buahan, dan berbagai benda lainnya yang dihias dengan cantik.
  • Siraman
    Siraman adalah prosesi ritual pembersihan diri yang dilakukan oleh mempelai pria dan mempelai wanita sebelum acara akad nikah dilangsungkan. Dalam prosesi ini, mempelai pria dan mempelai wanita akan dimandikan dengan air dan diberikan bunga dan dupa sebagai tanda kesucian dan kebersihan.
  • Mappacci
    Mappacci adalah prosesi pengucapan ikrar atau janji suci dalam pernikahan. Dalam prosesi ini, mempelai pria dan mempelai wanita akan mengucapkan janji suci untuk saling mencintai, menghormati, dan setia selama hidup bersama.
  • Acara Pesta
    Setelah acara akad nikah selesai dilangsungkan, suku Bugis Makassar juga mengadakan pesta pernikahan yang disebut dengan Mappasikarawa. Acara ini biasanya dihadiri oleh kerabat dan teman-teman dekat mempelai pria dan mempelai wanita. Selama acara ini, akan dilakukan tari-tarian dan menyajikan hidangan khas suku Bugis Makassar seperti Coto Makassar dan Pallubasa.

Itulah beberapa tradisi dalam adat perkawinan suku Bugis Makassar yang masih dijaga hingga saat ini. Adat perkawinan suku Bugis Makassar menjadi bagian penting dari identitas budaya suku Bugis Makassar dan dianggap sebagai suatu kehormatan bagi masyarakat suku Bugis Makassar.

Suku Bugis adalah suku yang berasal dari Sulawesi Selatan, Indonesia. Berikut adalah beberapa kebiasaan yang dimiliki oleh suku Bugis:

  • Gotong Royong
    Kebiasaan gotong royong sangat dihargai oleh suku Bugis. Dalam kebiasaan gotong royong, masyarakat saling membantu satu sama lain dalam hal yang berhubungan dengan pekerjaan atau acara adat. Hal ini menjadi salah satu cara untuk mempererat hubungan antaranggota masyarakat dan juga menjadi bentuk kebersamaan yang kuat.
  • Menghormati Orang Tua
    Suku Bugis sangat menghormati orang tua. Anak-anak diharapkan untuk merespek dan menghormati orang tua mereka, serta mematuhi segala aturan yang ditetapkan oleh orang tua.
  • Adat Musyawarah
    Suku Bugis sangat menghargai adat musyawarah. Dalam adat musyawarah, setiap orang diizinkan untuk menyampaikan pendapat dan mencapai kesepakatan bersama. Hal ini merupakan bentuk penghormatan kepada orang lain dan juga menjadi salah satu cara untuk mencapai keputusan yang baik dan benar.
  • Adat Makan
    Adat makan suku Bugis juga memiliki aturan yang cukup ketat. Biasanya, makanan harus disajikan dengan cara yang tertentu dan harus dimakan dengan tangan kanan. Selain itu, suku Bugis juga memiliki makanan khas seperti pallubasa dan coto makassar yang sangat terkenal.
  • Adat Berpakaian
    Adat berpakaian suku Bugis juga sangat khas. Laki-laki suku Bugis biasanya mengenakan baju bodo, celana bola, dan sorong. Sedangkan perempuan suku Bugis mengenakan baju bodo dan rok berenda yang panjang.
  • Adat Pertanian
    Suku Bugis juga memiliki adat pertanian yang kaya akan tradisi. Masyarakat suku Bugis masih mempertahankan sistem pertanian tradisional yang disebut dengan “sistem lajang”. Dalam sistem ini, lahan pertanian dibagi menjadi beberapa bagian yang ditanami oleh kelompok masyarakat yang berbeda. Hal ini menjadi salah satu cara untuk mempererat hubungan antaranggota masyarakat dan juga meningkatkan produksi pertanian.

Itulah beberapa kebiasaan yang dimiliki oleh suku Bugis. Kebiasaan tersebut sangatlah penting bagi suku Bugis dan masih dijaga hingga saat ini. Kebiasaan tersebut juga menjadi salah satu bentuk identitas budaya suku Bugis yang harus dilestarikan.

Adat Istiadat Suku Bugis

Suku Bugis adalah salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia. Suku ini memiliki budaya dan adat istiadat yang kaya dan unik. Mereka berasal dari daerah Sulawesi Selatan dan memiliki bahasa Bugis sebagai bahasa ibu mereka. Pada artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang adat istiadat Suku Bugis.

Sejarah Suku Bugis

Sejarah suku Bugis dapat ditelusuri hingga abad ke-13. Pada saat itu, mereka bermukim di daerah yang sekarang dikenal sebagai Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Suku Bugis awalnya dikenal sebagai pelaut dan pedagang yang menjelajahi daerah sekitar Asia Tenggara dan Pasifik. Mereka terkenal sebagai pelaut yang handal dan terampil dalam membangun kapal.

Suku Bugis juga dikenal sebagai orang yang sangat percaya pada kehidupan sesudah mati. Mereka percaya bahwa roh orang yang telah meninggal akan kembali ke dunia dan akan menentukan nasib mereka di kehidupan berikutnya. Oleh karena itu, adat istiadat Suku Bugis sangat dipengaruhi oleh kepercayaan mereka pada dunia spiritual.

Adat Istiadat Suku Bugis

  1. Adat Perkawinan

Adat perkawinan di Suku Bugis memiliki beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah proses lamaran yang disebut “Mappacceraeng”. Lamaran dilakukan oleh keluarga calon pengantin pria ke keluarga calon pengantin wanita. Setelah lamaran diterima, pihak keluarga pengantin pria akan memberikan mas kawin yang berupa uang atau hewan ternak kepada keluarga pengantin wanita.

Tahapan berikutnya adalah “Ma’giri-giri”, di mana kedua belah pihak bertemu dan membahas rincian pernikahan. Setelah itu, dilakukan “Mapasikaraja”, di mana adat ini dilakukan untuk menentukan harga atau nilai mas kawin. Setelah harga disepakati, dilakukan “Mamampang”, yaitu tahap pernikahan itu sendiri.

  1. Adat Mappacciaraung

Mappacciaraung adalah adat istiadat yang dilakukan oleh keluarga Suku Bugis untuk menunjukkan rasa syukur atas keberhasilan yang mereka peroleh. Adat ini dilakukan dengan mengundang kerabat dan tetangga untuk makan bersama. Makanan yang disajikan biasanya berupa nasi kuning, lauk pauk, dan kue-kue.

Scroll to Top