Baju Adat Kota Magelang

Baju Adat Kota Magelang – Daftar baju adat komplit Indonesia memiliki sebanyak tiga puluh empat pakaian adat. Jumlah ini sesuai dengan jumlah provinsi Indonesia sebanyak tiga puluh empat. Dari puluhan jumlah provinsi tersebut tentunya tiap daearh terdiri dari banyak suku yang memiliki adat istiadat dan kebudayaan yang tentu berbeda dengan daerah lainnya.

Mengutip buku tentang Baju Adat Kota Magelang karya Abdurachman, dkk (1995), pakaian adat tradisional tempat ialah salah satu faktor kebudayaan tempat. Elemen kebudayaan hal yang demikian memiliki fungsi yang sesuai dengan pesan-pesan skor tradisi yang ada di dalamnya. Selain itu, terkait secara lantas dengan aspek-aspek lain seperti aspek sosial, aspek ekonomi, aspek keamanan, hingga aspek politik.

Apa yang Dimaksud dengan Pakaian Adat?

Indonesia terdiri dari keberagaman tradisi dan adat-istiadatnya di beberapa daerah seperti Baju Adat Kota Magelang masih dipertahankan secara turun temurun. Berbeda adat-istiadat, berbeda juga perilaku serta pakaian adatnya.

Apa yang dimaksud dengan baju adat tiap-tiap tempat di Indonesi?. Tiap-tiap kawasan di Indonesia memiliki adat-istiadat yang berbeda-beda tergantung dengan perilaku dari kultur sehari-hari masyarakatnya.

Baju Adat Kota Magelang, deskripsi pakaian adat yogyakarta  bahasa jawa baju adat tradisional

Indonesia terdiri dari keberagaman adat istiadat dan adat-istiadatnya di sebagian tempat (Baju Adat Kota Magelang) masih dipertahankan secara turun temurun. Berbeda adat-istiadat, berbeda juga perilaku serta pakaian adatnya.

Apa yang dimaksud pakaian adat yakni baju dibuat sebagai simbol untuk mengekspresikan label dari suatu golongan masyarakat tertentu. Ini juga merupakan baju khas yang menjadi pembeda antardaerah.

Apa yang Dimaksud dengan Baju Adat Kota Magelang?

Bukan cuma di Indonesia, setiap negara di segala dunia juga mempunyai Baju Adat Kota Magelang masing-masing mewakili klasifikasi masyarakat mereka. Sebab pakaian adat adalah baju yang dihasilkan dengan ciri dan karakteristik khas dari masyarakat tempat tertentu.

Tiap Baju Adat Kota Magelang biasanya terdiri dari beberapa bagian lengkap dari kepala sampai kaki. Berikut ini yaitu komponen bagian biasanya ada pada baju adatnya.

1. Atasan

Atasan yakni komponen inti yang selalu ada, pembuatannya pantas sama kebudayaan ada pada masyarakat. Seperti misalnya baju seba panjang, pakaian kurung, kebaya atau juga jas. Biasanya atasan ini juga dihiasi sama motif layak dengan khas daerahnya.

2. Bawahan

Bawahan ialah pasangan dari atasan yang juga merupakan komponen penting. Modelnya juga bisa bervariasi, umpamanya ada busana pria mengaplikasikan celana panjang lalu dibalut dengan batik selutut.

3. Tutup kepala

Bagian selanjutnya yaitu penutup kepala, seumpama mahkota, ikat kepala, blangkon, udheng, songkok dan lainnya. Antara pria dan wanita pastinya mempunyai perbedaan.

4. Kain Selempang

Aksesoris atau komplemen selanjutnya yakni kain selempang, kain ini berupa seledang yang panjang umumnya diletakan pada sisi bahu bagus pria atau wanita. Bahan kain itu umumnya terbuat dari batik, ulos, songket dan lainnya.

5. Ikat Pinggang

Setiap tempat mempunyai khasnya masing-masing, formatnya juga dapat berbeda-beda. Tapi tujuan adanya ikat pinggang lazimnya sebagai pembendung bawahan. Ada berbahan kulit hewan, kain songket sampai logam mulia seperti emas.

6. Perhiasan dan Alas kaki

Perhiasan lazimnya dijumpai pada pakaian khas wanita merupakan gelang, kaling, cincin dan juga anting. Sedangkan alas kaki menjadi bagian komplementer komponen bawah, modelnya bermacam disesuai dengan adat-istiadat yang berlaku.

Contoh Baju Adat Kota Magelang

makassar canangkan hari kebudayaan myko kompak pakai baju adat makassar terkini 1136 x 759 · jpeg makassar canangkan hari kebudayaan myko kompak pakai baju adat makassar terkini from makassar.terkini.id
jasa sewa baju  kota magelang 503 x 271 · jpeg jasa sewa baju kota magelang from palingmenarik.name

pakaian adat sulawesi utara beserta gambarnya 603 x 380 · jpeg pakaian adat sulawesi utara beserta gambarnya from www.yuksinau.id
puteri indonesia  prewed kenakan baju adat kajang bulukumba  alasannya makassar terkini 853 x 905 · jpeg puteri indonesia prewed kenakan baju adat kajang bulukumba alasannya makassar terkini from makassar.terkini.id

pakaian adat datuk minangkabau baju adat tradisional 304 x 171 · jpeg pakaian adat datuk minangkabau baju adat tradisional from bajuadatradisional.blogspot.com
minahasa baju adat sulawesi utara pakaian adat 300 x 200 · jpeg minahasa baju adat sulawesi utara pakaian adat from adat88.blogspot.com

keunikan pakaian adat kalimantan lengkap kalian wajib tahu 800 x 412 · jpeg keunikan pakaian adat kalimantan lengkap kalian wajib tahu from imujio.com
deskripsi pakaian adat yogyakarta  bahasa jawa baju adat tradisional 750 x 500 · jpeg deskripsi pakaian adat yogyakarta bahasa jawa baju adat tradisional from bajuadatradisional.blogspot.com

sky fly maluku utara tarian adat rumah adat pakaian adat senjata tradisional makanan 149 x 300 · jpeg sky fly maluku utara tarian adat rumah adat pakaian adat senjata tradisional makanan from kawulala.blogspot.com
mainan tradisional yogyakarta setelan bayi 940 x 630 · png mainan tradisional yogyakarta setelan bayi from setelanbayi.blogspot.com

gambar pakaian adat  namanya   provinsi  indonesia jasa pengetikan cibinong 193 x 300 · jpeg gambar pakaian adat namanya provinsi indonesia jasa pengetikan cibinong from jasapengetikancibinong.blogspot.com
kebaya pengantin jawa modern berita seputar wedding 986 x 653 · jpeg kebaya pengantin jawa modern berita seputar wedding from upacarapernikahan.blogspot.com

nama pakaian adat   provinsi  indonesia tahukau 700 x 400 · jpeg nama pakaian adat provinsi indonesia tahukau from www.tahukau.com
trend populer baju koko vector 847 x 623 · jpeg trend populer baju koko vector from bajukaospriaberkerah.blogspot.com

sayarat vaksinasi lapangan thor suara surabaya 768 x 510 · jpeg sayarat vaksinasi lapangan thor suara surabaya from www.suarasurabaya.net
yogyakarta mmms 300 x 224 · jpeg yogyakarta mmms from everythingspossible.wordpress.com

souvenir miniatur candi borobudur pusatnya pembuatan plakat indonesia 500 x 500 · jpeg souvenir miniatur candi borobudur pusatnya pembuatan plakat indonesia from kembarsouvenir.co.id

Baca Juga:  Ciri Khas Suku Batak Pakpak

Menjaga kelestarian adat-istiadat suatu tempat yakni tanggung jawab segala masyarakat. Salah satu bentuk melestarikannya yaitu memahami apa yang dimaksud dengan pakaian adat serta bagian.

Fungsi Pakaian Adat

Salah satu fungsi baju adat merupakan untuk memeringati perayaan hari besar. Baju adat akan dikenakan dalam setiap perayaan hari besar. Nah, pakaian adat juga menampakkan atau mempertimbangkan peran seseorang dalam perayaan hari besar di setiap daerah, Kids. Baju adat memiliki fungsi sebagai penanda status sosial.

1. Jati diri Tiap-tiap Tempat

Pakaian adat yang berbeda-beda ini ialah suatu jati diri tiap-tiap daerah. Sahabat-teman dapat mengenali kebudayaan suatu tempat melewati Baju Adat Kota Magelang yang dikenakan.

Seperti pakaian dengan motif batik dan kebaya menjadi ciri khas dan ciri masyarakat Jawa. Walaupun kain ulos yang disampirkan atau disarungkan menjadi jati diri masyarakat Batak.

2. Perayaan Hari Besar

Selain sebagai label setiap tempat, baju adat ini juga banyak digunakan pada bermacam acara kebudayaan. Tiap perayaan hari besar di tiap daerah akan mengaplikasikan baju adat.

Baju Adat Kota Magelang ini juga akan menentukan posisi atau peran seseorang dalam sebuah acara atau perayaan hari besar. Seperti dikala perayaan hari besar di Bali, segala perempuan akan melingkarkan kebaya dengan selendang di pinggang.

3. Pernikahan

Baju Adat Kota Magelang juga tak jarang digunakan dalam perayaan acara pernikahan. Pada acara besar itu, pengantin laki-laki dan perempuan akan mengenakan pakaian adat dengan beragam dekorasinya.

Malah pada sebagian daerah, pasangan itu akan memakai penutup kepala yang khas dan unik. Seperi penganti perempuan suku Bugis yang memakai hiasan kepala dengan berat sampai 2,5 kg.Hiasan kepala itu bahkan penuh ukiran yang indah.

4. Penanda Usia atau Status Sosial

Hingga sekarang di sebagian tempat pakaian adat mempunyai berjenis-jenis fungsi untuk menandai umur atau status sosial. Seperti di Bali, ada beberapa pakaian adat yang tidak boleh dikenakan oleh perempuan atau laki-laki yang tidak menikah. Atau di Yogyakarta, merupakan sebagian baju adat yang hanya boleh dikenakan oleh sultan dan anggota kesultanan saja.

10 Pertanyaan dan Jawaban tentang Baju Adat Kota Magelang

Jarak antar kota Magelang dan kota Purworejo pada peta adalah

Pertanyaan: Jarak antar kota Magelang dan kota Purworejo pada peta adalah 2 cm, dengan skala 1:1.300.000. Jarak sebenarnya antara kota Magelang dan kota Purworejo adalah…​

Jarak sebenarnya adalah 2,6 km.

Pembahasan

Skala adalah perbandingan ukuran pada peta dengan ukuran sebenarnya. Pada bab ini ada jarak sebenarnya, jarak pada peta, dan skala.

Rumus skala

Rumus untuk menghitung skala peta dapat dituliskan sebagai berikut :

  • Jp ÷ Js

Rumus untuk menghitung jarak pada peta dapat dituliskan sebagai berikut :

  • S × Js

Rumus untuk menghitung jarak sebenarnya dapat dituliskan sebagai berikut :

  • Jp ÷ S

Penyelesaian

Diketahui

Jp = 2 cm

S = 1 : 1.300.000

Ditanyakan

Js

Jawaban

Js = Jp ÷ S

= 2 ÷ 1/1.300.000

= 2 × 1.300.000/1

= 2 × 1.300.000

= 2,6 km

Keterangan

  • Jp = Jarak pada peta
  • Js = Jarak sebenarnya
  • S = Skala

Kesimpulan

Jadi, jarak sebenarnya antara kota Magelang dan kota Purworejo adalah 2,6 km.

Pelajari lebih lanjut

  • Jarak sebenarnya : brainly.co.id/tugas/4875132
  • Skala peta : brainly.co.id/tugas/282333
  • Jarak pada peta : brainly.co.id/tugas/1442523

Detail jawaban

Kelas : 7

Mapel : Matematika

Materi : Bab 5 — Perbandingan skala

Kode Kategorisasi : 7.2.5

Kata kunci : Skala, Jarak pada peta, dan Jarak sebenarnya.

suatu peta berskala 1:1.400.000,apabilajarak kota magelang dan kota solo 98km

Pertanyaan: suatu peta berskala 1:1.400.000,apabilajarak kota magelang dan kota solo 98km maka jarak kota magelang dan kota solopada peta adalah

JS = 98 km = 9.800.000 cm
S = 1:1.400.0000
Maka
JP = JS × S
JP = 9.800.000 × 1:1.400.000
JP = 9.800.000/1.400.000
JP = 7 cm

Jadi, jarak kota magelang dan kota solo pada peta adalah 7 cm

S = 1:1.400.000
Js = 98 km = 9.800.000 cm
Jp = ?

S = jp/js
1/1.400.000 = jp/9.800.000
Jp = 9.800.000/1.400.000
Jp = 7 cm

Apa nama pakaian adat sidoarjo dan magelang

Pertanyaan: Apa nama pakaian adat sidoarjo dan magelang

cari di buku pengetahuan tentang adat suku

pada suatu peta, jarak kota solo dengan magelang adalah 1

Pertanyaan: pada suatu peta, jarak kota solo dengan magelang adalah 1 : 500,000. berapa km jarak antara kota solo dan kota Magelang sesungguhnya

Jawaban:

cm 500.000 = 5km

Penjelasan dengan langkah-langkah:

semoga membantu

sebutkan sejarah singkat kota magelang dan budaya kota magelang !

Pertanyaan: sebutkan sejarah singkat kota magelang dan budaya kota magelang !

Baca Juga:  Ciri Khas Suku Sumba

Hari Jadi Kota Magelang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 6 Tahun 1989, bahwa tanggal 11 April 907 Masehi merupakan hari jadi. Penetapan ini merupakan tindak lanjut dari seminar dan diskusi yang dilaksanakan oleh Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Magelang bekerjasama dengan Universitas Tidar Magelang dengan dibantu pakar sejarah dan arkeologi Universitas Gajah Mada, Drs.MM. Soekarto Kartoatmodjo, dengan dilengkapi berbagai penelitian di Museum Nasional maupun Museum Radya Pustaka-Surakarta. Kota Magelang mengawali sejarahnya sebagai desa perdikan Mantyasih, yang saat ini dikenal dengan Kampung Meteseh di Kelurahan Magelang. Di kampung Meteseh saat ini terdapat sebuah lumpang batu yang diyakini sebagai tempat upacara penetapan Sima atau Perdikan. Untuk menelusuri kembali sejarah Kota Magelang, sumber prasasti yang digunakan adalah prasasti Poh, prasasti Gilikan dan prasasti Mantyasih. Ketiganya merupakan prasasti yang ditulis di atas lempengan tembaga. Parsasti POH dan Mantyasih ditulis zaman Mataram Hindu saat pemerintahan Raja Rake Watukura Dyah Balitung (898-910 M), dalam prasasti ini disebut-sebut adanya Desa Mantyasih dan nama Desa Glangglang. Mantyasih inilah yang kemudian berubah menjadi Meteseh, sedangkan Glangglang berubah menjadi Magelang. Dalam Prasasti Mantyasih berisi antara lain, penyebutan nama Raja Rake Watukura Dyah Balitung, serta penyebutan angka 829 Çaka bulan Çaitra tanggal 11 Paro-Gelap Paringkelan Tungle, Pasaran Umanis hari Senais Sçara atau Sabtu, dengan kata lain Hari Sabtu Legi tanggal 11 April 907. Dalam Prasasti ini disebut pula Desa Mantyasih yang ditetapkan oleh Sri Maharaja Rake Watukura Dyah Balitung sebagai Desa Perdikan atau daerah bebas pajak yang dipimpin oleh pejabat patih. Juga disebut-sebut Gunung Susundara dan Wukir Sumbing yang kini dikenal dengan Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Begitulah Magelang, yang kemudian berkembang menjadi kota selanjutnya menjadi ibukota Karesidenan Kedu dan juga pernah menjadi ibukota Kabupaten Magelang. Setelah masa kemerdekaan kota ini menjadi kotapraja dan kemudian kotamadya dan di era Reformasi, sejalan dengan pemberian otonomi seluas-luasnya kepada daerah, sebutan kotamadya ditiadakan dan diganti menjadi kota. Ketika Inggris menguasai Magelang pada abad ke 18, dijadikanlah kota ini sebagai pusat pemerintahan setingkat Kabupaten dan diangkatlah Mas Ngabehi Danukromo sebagai Bupati pertama. Bupati ini pulalah yang kemudian merintis berdirinya Kota Magelang dengan membangun Alun – alun, bangunan tempat tinggal Bupati serta sebuah masjid. Dalam perkembangan selanjutnya dipilihlah Magelang sebagai Ibukota Karesidenan Kedu pada tahun 1818. Setelah pemerintah Inggris ditaklukkan oleh Belanda, kedudukan Magelang semakin kuat. Oleh pemerintah Belanda, kota ini dijadikan pusat lalu lintas perekonomian. Selain itu karena letaknya yang strategis, udaranya yang nyaman serta pemandangannya yang indah Magelang kemudian dijadikan Kota Militer: Pemerintah Belanda terus melengkapi sarana dan prasarana perkotaan. Menara air minum dibangun di tengah-tengah kota pada tahun 1918, perusahaan listrik mulai beroperasi tahun 1927, dan jalan-jalan arteri diperkeras dan diaspal.

pakaian adat dan senjata tradisional yang ada di di kota

Pertanyaan: pakaian adat dan senjata tradisional yang ada di di kota atau kabupaten magelang

senjata tradisional magelang adalah keris

pakaiaan adat yg digunakan kan adalah baju kebaya dan baju kurung bgi wanita sdangkan bgi pria di nmakan payas agung siger wengi..dan senjatanya bernama keris wongsokencono

upacara adat dan makanan khas di kab atau di kota

Pertanyaan: upacara adat dan makanan khas di kab atau di kota magelang

Jawaban:

1.upacara adat=grebeg ghetuk

2.makanan khas=gethuk

Penjelasan:

Kota Magelang adalah salah satu kota di provinsi Jawa Tengah. Kota ini terletak di tengah-tengah kabupaten Magelang. Kota Magelang memiliki posisi yang strategis, karena berada di jalur utama Semarang-Yogyakarta. Hari Senin kemarin (11 April 2011) masyarakat Kota Magelang, beramai-ramai berebut gunungan gethuk atau sering disebut dengan grebeg gethuk. Gethuk adalah makanan khas Magelang yang terbuat dari bahan dasar ketela pohon. Sementara, grebeg gethuk merupakan rangkaian puncak memperingati Hari jadi Kota Magelang yang ke-1105. Acara yang dipusatkan di alun-alun itu selalu dinanti-nanti warga karena mereka bisa berebut menikmati makanan khas itu dengan cara yang unik dan hanya diadakan setahun sekali. Dalam acara itu, ratusan gethuk disusun sedemikian rupa menyerupai miniatur gunung Tidar dan tower air minum yang menjadi ciri khas kota Magelang. Gethuk gunung Tidar diwarnai dengan warna hijau, sedang tower berwarna coklat serupa dengan tower di alun-alun. Dibanding dengan tahun lalu, acara grebeg gethuk kali ini terkesan lebih sederhana, namun secara keseluruhan acara tersebut terbilang meriah.

Semoga bermanfaat

Terima kasih

JANGAN lupa di follow

potensi daerah kota magelang Dan sejarah kota magelang. tolong yaa

Pertanyaan: potensi daerah kota magelang Dan sejarah kota magelang.
tolong yaa

Sejarah dan Hari Jadi Hari Jadi Kota Magelang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 6 Tahun 1989, bahwa tanggal 11 April 907 Masehi merupakan hari jadi. Penetapan ini merupakan tindak lanjut dari seminar dan diskusi yang dilaksanakan oleh Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Magelang bekerjasama dengan Universitas Tidar Magelang dengan dibantu pakar sejarah dan arkeologi Universitas Gajah Mada, Drs.MM. Soekarto Kartoatmodjo, dengan dilengkapi berbagai penelitian di Museum Nasional maupun Museum Radya Pustaka-Surakarta. Kota Magelang mengawali sejarahnya sebagai desa perdikan Mantyasih, yang saat ini dikenal dengan Kampung Meteseh di Kelurahan Magelang. Di kampung Meteseh saat ini terdapat sebuah lumpang batu yang diyakini sebagai tempat upacara penetapan Sima atau Perdikan. Untuk menelusuri kembali sejarah Kota Magelang, sumber prasasti yang digunakan adalah prasasti Poh, prasasti Gilikan dan prasasti Mantyasih. Ketiganya merupakan prasasti yang ditulis di atas lempengan tembaga. Parsasti POH dan Mantyasih ditulis zaman Mataram Hindu saat pemerintahan Raja Rake Watukura Dyah Balitung (898-910 M), dalam prasasti ini disebut-sebut adanya Desa Mantyasih dan nama Desa Glangglang. Mantyasih inilah yang kemudian berubah menjadi Meteseh, sedangkan Glangglang berubah menjadi Magelang. Dalam Prasasti Mantyasih berisi antara lain, penyebutan nama Raja Rake Watukura Dyah Balitung, serta penyebutan angka 829 Çaka bulan Çaitra tanggal 11 Paro-Gelap Paringkelan Tungle, Pasaran Umanis hari Senais Sçara atau Sabtu, dengan kata lain Hari Sabtu Legi tanggal 11 April 907. Dalam Prasasti ini disebut pula Desa Mantyasih yang ditetapkan oleh Sri Maharaja Rake Watukura Dyah Balitung sebagai Desa Perdikan atau daerah bebas pajak yang dipimpin oleh pejabat patih. Juga disebut-sebut Gunung Susundara dan Wukir Sumbing yang kini dikenal dengan Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Begitulah Magelang, yang kemudian berkembang menjadi kota selanjutnya menjadi ibukota Karesidenan Kedu dan juga pernah menjadi ibukota Kabupaten Magelang. Setelah masa kemerdekaan kota ini menjadi kotapraja dan kemudian kotamadya dan di era Reformasi, sejalan dengan pemberian otonomi seluas-luasnya kepada daerah, sebutan kotamadya ditiadakan dan diganti menjadi kota. Ketika Inggris menguasai Magelang pada abad ke 18, dijadikanlah kota ini sebagai pusat pemerintahan setingkat Kabupaten dan diangkatlah Mas Ngabehi Danukromo sebagai Bupati pertama. Bupati ini pulalah yang kemudian merintis berdirinya Kota Magelang dengan membangun Alun – alun, bangunan tempat tinggal Bupati serta sebuah masjid. Dalam perkembangan selanjutnya dipilihlah Magelang sebagai Ibukota Karesidenan Kedu pada tahun 1818. Setelah pemerintah Inggris ditaklukkan oleh Belanda, kedudukan Magelang semakin kuat. Oleh pemerintah Belanda, kota ini dijadikan pusat lalu lintas perekonomian. Selain itu karena letaknya yang strategis, udaranya yang nyaman serta pemandangannya yang indah Magelang kemudian dijadikan Kota Militer: Pemerintah Belanda terus melengkapi sarana dan prasarana perkotaan. Menara air minum dibangun di tengah-tengah kota pada tahun 1918, perusahaan listrik mulai beroperasi tahun 1927, dan jalan-jalan arteri diperkeras dan diaspal. Pembagian wilayah Kota Magelang terdiri atas 3 kecamatan, yakni Magelang Utara, Magelang Selatan dan Magelang Tengah, yang dibagi lagi sejumlah kelurahan.

Baca Juga:  Ciri Khas Suku Sumba

POTENSI WISATA BUDAYA DI KOTA MAGELANG 
 Obyek Wisata yang ada di Kabupaten Magelang adalah : 
1. Museum Sudirman 
Nama Jenderal Sudirman terkait dengan sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia. Beliau adalah Panglima Besar dalam perang kemerdekaan dengan bergerilya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dalam perang kemerdekaan Panglima Besar Sudirman tampil sebagai ahli siasat, seorang pemimpin dan seorang patriot yang disegani dan dikagumi. Dimana ada waktu itu sekutu yang diboncengi pasukan Belanda diperlengkapi dengan senjata moderen dipukul mundur dari Magelang ke Ambarawa terus ke Semarang.

2. Museum Diponegoro
Pangeran Diponegoro adalah salah satu seorang pahlawan Nasional yang mempunyai latar belakang sejarah yang cukup heroik. Beliau adalah seorang pimpinan yang bersifat tegas menghadapi Belanda baik fisik maupun diplomasi, sehingga Belanda pada waktu itu selalu banyak mengalami kegagalan. Namun dengan kelicikan Belanda yang dipimpin oleh Jenderal De Kock, Pangeran Diponegoro diajak berunding yang berakhir dengan penangkapan dirinya. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 20 Oktober 1830, di tempat kediaman rumah dinas Karesidenan Kedu. Pangeran Diponegoro merupakan Pahlawan Kemerdekaan yang berjuang melawan Belanda pada tahun 1825 sampai 1830, yang terkenal dengan Perang Diponegoro.

3. Museum OHD 1 dan 2 
Museum Oei Hong Djien (OHD) adalah museum seni rupa milik seorang pecinta seni, dr. Oei Hong Djien. Museum ini mempunyai koleksi lebih dari 1.500 karya seni, terdiri atas karya lukis, patung indoor dan outdoor, karya instalasi serta keramik. Terdiri atas 2 bangunan utama, museum ini dirancang oleh Yongki Hartanto, terletak di Jalan P. Diponegoro 74 Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.

4. Museum Bumiputera 1912 
Jika suatu saat Anda dalam perjalanan atau sedang berada di Kota Magelang, singgahlah di Museum Bumiputera 1912 yang terletak di Jl. Jend. A. Yani No. 21, Poncol, Kota Magelang. Anda akan dihantar ke sejarah industri perasuransian di negeri ini tanpa dipungut biaya.

5. Museum Taruna Abdul Jalil
Museum Taruna Abdul Jalil merupakan salah satu fasilitas pendidikan Akademi Militer yang secara visual menyediakan beragam koleksi yang mempunyai peranan cukup penting dalam proses pendidikan perwira dan taruna. Museum ini memiliki luas 980 m2, berjarak sekitar satu kilometer ke arah Selatan dari pusat Kota Magelang. 

6. Museum Badan Pemeriksa Keuangan 
Menelusuri lika-liku perkembangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sejak awal berdiri hingga sekarang dapat dilakukan di Museum BPK. Museum yang diresmikan pada tanggal 04 Desember 1997 oleh Ketua BPK periode 1993 s/d 1998, JB Sumarlin ini terletak di kompleks bekas Kantor Karesidenan Kedu di Jl. Diponegoro No. 1, Kota Magelang.

Museum BPK menyimpan sejarah berdirinya Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia pada 28 Desember 1946 dan membuka kantor pertama di Magelang. Museum BPK memiliki koleksi berupa benda hiraldika, buku, grafika, replika, koleksi hasil abstraksi, etnografika dan miniatur.

suatu peta berskala 1:1.400.000.Apabila jarak kota magelang dan kota solo

Pertanyaan: suatu peta berskala 1:1.400.000.Apabila jarak kota magelang dan kota solo 98km,maka jarak kota magelang dan kota solo pada peta

Jawaban ada di foto

Maaf kalau salah

suatu peta berskala 1:1.400.000. apabila jarak kota magelang dan kota

Pertanyaan: suatu peta berskala 1:1.400.000. apabila jarak kota magelang dan kota solo 98km, maka jarak kota magelang dan kota solo pada peta

Jarak pada peta / JP = jarak sebenarnya : skala
jarak sebenarnya 98 km
skala = 1.400.000 cm = 14 km
98 : 14 = 7 cm
jadi, jarak pada petanya 7 cm 

Tidak cuma jawaban dari soal mengenai Baju Adat Kota Magelang, kamu juga bisa mendapatkan kunci jawaban atas pertanyaan seperti pakaian adat dan, potensi daerah kota, upacara adat dan, Apa nama pakaian, dan suatu peta berskala.

Check Also

Ciri Khas Suku Bawean

Ciri Khas Suku Bawean – Tingkat warisan budaya setempat suku-suku di Indonesia memperlihatkan keberagaman yang …