Durasi Gerhana Matahari Total di 12 Kota Tanah Air Kota Palu Menjadi Pilihan

Berdasarkan Durasi Gerhana Matahari Total di 12 Kota Tanah Air, kota Palu menjadi pilihan. Mengapa kota palu menjadi pilihan..? Berdasarkan Durasi Gerhana Matahari Total di 12 Kota Tanah Air kota Palu memiliki durasi 2 menit 4 detik, jika di bandingkan dengan daerah lainduarsi ini memang lebih cepat. Satu hal yang perlu dijadikan pertimbangan adalah cuaca, jangan sampai mengejar durasi yang lebih lama namun tidak dapat menikmati gerhana sama sekali karena tertutup oleh awan.

Berdasarkan hasil perkiraan cuaca (kota-palu-menjadi-pilihan-terbaik-menikmati-gerhana-matahari-total-2016) di daerah Palu memiliki kemungkinan turunnya hujan sebesar 20% sementara di tempat lain sekitar 60-80%.

Berikut Durasi Gerhana Matahari Total di 12 Kota Tanah Air yang dilangsir dari news.metrotvnews.com. Promosi Gerhana Matahari Total (GMT) semakin santer gaungnya. Fenomena alam yang hanya berlangsung 350 tahun sekali ini sangat menarik perhatian wisatawan untuk menyaksikannya.

Tak sedikit dari wisatawan telah memesan hotel di kota yang dilewati GMT sejak jauh hari. Mereka tidak ingin melewatkan momen langka yang mungkin hanya bisa dinikmati ssekali seumur hidup.

Bagi Anda yang belum menentukan kota atau lokasi untuk melihat GMT, ada baiknya cek dulu durasi GMT di tiap kota. Berikut durasi GMT di tiap kota Indonesia yang dilewati:

1. Palembang 1 menit 52 detik
2. Bangka 2 menit 8 detik
3. Belitung 2 menit 10 detik
4. Tanjung Pandan 2 menit 10 detik
5. Sampit 2 menit 8 detik
6. Balikpapan 1 menit 9 detik
7. Palangkaraya 2 menit 29 detik
8. Palu 2 menit 4 detik
9. Poso 2 menit 40 detik
10. Luwuk 2 menit 50 detik
11. Halmahera 1 menit 36 detik
12. Ternate 2 menit 39 detik

Jika diamati, semakin ke arah timur, durasi GMT semakin lama. Sebab, jalur GMT dimulai dari Laut Hindia di bagian barat dan melalui 12 daerah, puncaknya di Ternate.

“Itu juga karena jalur gerhana makin melebar, bayangan matahari makin ke timur dan akan berakhir di Pasifik pada tengah hari,” tukas Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Sosial (LAPAN) Thomas Djamaludin, Kamis (3/3/2016).

Menurut Thomas, fenomena serupa pernah terjadi pada 1983. Kali ini, GMT akan menjadi ajang penelitian bagi banyak ilmuwan.

LAPAN tak mau ketinggalan dengan melakukan dua riset, yakni bersama BMKG akan mengamati perubahan magnet bumi dan secara independen akan mengkaji ulang teori einstein.

“Jadi benda bermasa besar itu ruang waktunya melengkung, artinya cahaya akan dibelokkan. Sehingga waktu ada cahaya silau saat matahari ditutup bulan, posisi bintang di sekitar matahari itu bukan pada posisi sebenarnya karena sudah dibelokkan matahari. Itu akan kita buktikan ulang, sehingga menambah bukti,” pungkasnya.

Berdasarkan data Ternate menjadi tempat pilihan bagi wisatawan untuk menikmati gerhana matahari total, namun cuaca pada tanggal 09 Maret 2015, tempat ini di perkirakan berawan.

You might also like