Adat Kebiasaan Dalam Upacara Adat Di Bali Selatan

Adat Upacara Kematian di Bali Thegorbalsla
Adat Upacara Kematian di Bali Thegorbalsla from thegorbalsla.com

Pengantar

Bali dikenal sebagai pulau seribu pura, di mana kegiatan upacara adat menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat setempat. Salah satu wilayah di Bali yang terkenal dengan upacara adatnya adalah Bali Selatan. Di daerah ini, terdapat banyak adat kebiasaan yang masih dijalankan hingga saat ini. Apa saja adat kebiasaan tersebut? Simak ulasan lengkapnya di artikel ini.

Upacara Ngaben

Salah satu upacara adat yang paling terkenal di Bali Selatan adalah Ngaben, yaitu upacara kematian. Upacara Ngaben dilakukan untuk membersihkan roh orang yang telah meninggal agar dapat menuju ke alam baka dengan tenang. Saat upacara Ngaben, terdapat beberapa adat kebiasaan yang harus diikuti. Pertama, keluarga yang kehilangan harus membawa jenazah ke pura terdekat untuk dimandikan dan dimasukkan ke dalam peti mati. Setelah itu, peti mati akan dinaikkan ke atas bade (menara) dan diarak ke pemakaman. Di pemakaman, peti mati akan di kremasi dan abunya akan ditebar ke laut.

Upacara Kuningan

Upacara Kuningan dilakukan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Sang Hyang Widhi (Tuhan) dan leluhur. Upacara ini dilakukan setiap 210 hari sekali dan dianggap sebagai hari terakhir kuningan. Pada hari itu, masyarakat Bali Selatan akan membersihkan rumah dan membuat sesajen untuk diberikan kepada leluhur. Selain itu, masyarakat juga akan mengikuti beberapa adat kebiasaan, seperti mengenakan kain kuning dan memasang janur (daun kelapa yang diikat) di depan rumah.

Upacara Galungan

Upacara Galungan adalah upacara adat yang dilakukan setiap enam bulan sekali dan bertujuan untuk memperingati kemenangan dharma (kebenaran) atas adharma (kejahatan). Selama upacara Galungan, masyarakat Bali Selatan akan mengikuti beberapa adat kebiasaan, seperti membuat penjor (tiang bambu yang dihiasi dengan janur dan buah-buahan), memasang banten (sesajen) di depan rumah, dan berziarah ke pura.

Upacara Nyepi

Upacara Nyepi adalah hari raya umat Hindu yang dirayakan dengan cara berpuasa, tidak melakukan aktivitas, dan bermeditasi. Pada hari itu, seluruh Bali akan menjadi sepi dan tidak ada aktivitas sama sekali. Ini dilakukan untuk membersihkan diri dari segala dosa dan memulai kehidupan yang baru. Selama upacara Nyepi, terdapat beberapa adat kebiasaan yang harus diikuti, seperti tidak menghidupkan lampu, tidak berbicara, dan tidak bepergian.

Frequently Asked Questions (FAQs)

Apa saja adat kebiasaan yang harus diikuti saat upacara adat di Bali Selatan?

Setiap upacara adat di Bali Selatan memiliki adat kebiasaan yang harus diikuti. Contohnya, saat upacara Ngaben, keluarga yang kehilangan harus membawa jenazah ke pura terdekat untuk dimandikan dan dimasukkan ke dalam peti mati. Setelah itu, peti mati akan dinaikkan ke atas bade (menara) dan diarak ke pemakaman. Di pemakaman, peti mati akan di kremasi dan abunya akan ditebar ke laut.

Apa itu upacara Kuningan?

Upacara Kuningan adalah upacara adat yang dilakukan setiap 210 hari sekali dan dianggap sebagai hari terakhir kuningan. Pada hari itu, masyarakat Bali Selatan akan membersihkan rumah dan membuat sesajen untuk diberikan kepada leluhur. Selain itu, masyarakat juga akan mengikuti beberapa adat kebiasaan, seperti mengenakan kain kuning dan memasang janur (daun kelapa yang diikat) di depan rumah.

Apa itu upacara Galungan?

Upacara Galungan adalah upacara adat yang dilakukan setiap enam bulan sekali dan bertujuan untuk memperingati kemenangan dharma (kebenaran) atas adharma (kejahatan). Selama upacara Galungan, masyarakat Bali Selatan akan mengikuti beberapa adat kebiasaan, seperti membuat penjor (tiang bambu yang dihiasi dengan janur dan buah-buahan), memasang banten (sesajen) di depan rumah, dan berziarah ke pura.

Apa itu upacara Nyepi?

Upacara Nyepi adalah hari raya umat Hindu yang dirayakan dengan cara berpuasa, tidak melakukan aktivitas, dan bermeditasi. Pada hari itu, seluruh Bali akan menjadi sepi dan tidak ada aktivitas sama sekali. Ini dilakukan untuk membersihkan diri dari segala dosa dan memulai kehidupan yang baru. Selama upacara Nyepi, terdapat beberapa adat kebiasaan yang harus diikuti, seperti tidak menghidupkan lampu, tidak berbicara, dan tidak bepergian.

Kesimpulan

Upacara adat menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Bali Selatan. Terdapat beberapa upacara adat yang masih dijalankan hingga saat ini, seperti Ngaben, Kuningan, Galungan, dan Nyepi. Setiap upacara adat memiliki adat kebiasaan yang harus diikuti, seperti membersihkan rumah, membuat sesajen, dan berziarah ke pura. Dengan memahami adat kebiasaan ini, kita dapat lebih menghargai dan memahami budaya Bali Selatan.

You might also like