Warning: include(/www/wwwroot/wisatapalu.com/wp-includes/assets/script-modules-packages.min.php): Failed to open stream: No such file or directory in /www/wwwroot/wisatapalu.com/wp-includes/script-modules.php on line 142

Warning: include(): Failed opening '/www/wwwroot/wisatapalu.com/wp-includes/assets/script-modules-packages.min.php' for inclusion (include_path='.:') in /www/wwwroot/wisatapalu.com/wp-includes/script-modules.php on line 142

Warning: foreach() argument must be of type array|object, bool given in /www/wwwroot/wisatapalu.com/wp-includes/script-modules.php on line 144
Mengunjungi Taman Lore Lindu Palu Sulawesi Tengah Sambil Belajar Sejarah - Wisata Palu

Mengunjungi Taman Lore Lindu Palu Sulawesi Tengah Sambil Belajar Sejarah

Mengnjungi taman Nasional Lore Lindu di Palu Sulawesi Tengah, dapat dilakuan Sambil Belajar Sejarah Palu Sulawesi Tengah. Dengan melakukan kunjungan ke taman Lore Lindu Palu Sulawesi Tangah merupakan sarana untuk belajar sejarah. Sejarah Jika selama ini kita mengenal sejarah dari buku-buku, tidak ada salahnya jika kita belajar sejarah dengan melakukan wisata di Palu Sulawesi Tengah, dengan melihat langsung peninggalan-peninggalan yang masih tersisa. Di bagian kota Palu, lebih tepatnya berjarak 60 km arah selatan kota Palu terdapat sebuah tempat yang bisa dikunjungi untuk belajar sejarah sekaligus berwisata alam. Masyarakat mengenalnya sebagai Taman Lore Lindu (TNN-LL). Berwisata sambil belajar sejarah adalah hal yang menarik untuk dilakukan di Palu Sulawesi Tangah khususnya di Taman Lore Lindu.

Lore Lindu Palu Sulawesi TengahTaman nasional Lore Lindu merupakan tempat wisata berupa hutan tropis yang kaya akan keanekaragaman flora dan faunanya. Kita bisa melihat surga satwa di sini, dengan menemukan Anoa, Babirusa, Kera Hantu, Kera kakaktonkea, Kuskus Marsupial, Musang, 55 jenis kelelawar, 230 jenis burung termasuk Burung Maleo dan Burung Allo, serta terdapat 5 jenis bajing dan 31 dari 38 jenis tikusnya, termasuk jenis yang tidak ditemukan di tempat lain. Itu macam-macam binatang yang terdapat di Taman Lore Lindu Palu Sulawesi Tengah.

Selain jenis binatang atau fauna di Taman Lore Lindu Palu Sulawesi Tengah jenis flora, yang bisa kita temukan adalah Leda (Eucalyptus deglupta), Damar (Agathis sp.), Uru (Elmerillia sp.), Benuang (Octomeles sumatrana) yang dijumpai pada ketinggian dibawah 1000 m dpl, pada hutan pegunungan; Caslanopsis argentea, Lithocarpus sp, Podocarpus sp, Callopylum sp, Agathis philippinensis, Pigafetta filaris serta berbagai jenis rotan dan Anggrek (Orchidacea).

Bukan hanya kaya akan jenis flora dan fauna, taman Lore Lindu Palu Sulawesi Tangah wajib dikunjungi karena memiliki banyak spot menarik, diantaranya adalah Danau Lindu, Danau Tambing, penangkaran burung maleo dan Tarsius. Danau ini memiliki pemandangan yang cukup uni jika di bandingkan dengan danau-danau lain di Indonesia. Danau yang terdapat di pedalaman Palu Sulawesi Tangah berada diatas ketinggian, sehingga cuaca yang dingin ikut memberikan kenyamanan dan kesegaran tersendiri.

Selain menemukan flora dan fauna, serta menikmati keindahan alamnya di taman nasional Lere Lindu juga kita bisa menemukan peninggalan sejarah yang tidak kalah indah dan unik. Salah satunya adalah situs peninggalan zaman megalitikum yang tersebar di beberapa wilayah di Sulawesi Tengah. Situs-situs tersebut memiliki keunikan dan ciri khas yang membedakannya dengan peninggalan zaman megalit di daerah lainnya baik di Indonesia maupun di dunia. Patung-patung megalit tersebut diperkirakan usianya telah mencapai ribuan tahun. Sebuah situs yang yang dapat dijadikan bahan pelajaran bagi siswa untk memahami sejarah Palu Sulawesi Tengah.

Keberadaan situs ini, yang berada di pedalaman yang jauh dari Palu Sulawesi Tangah, pertama kali diketahui karena adanya laporan yang diberikan oleh Adriani dan Kruyt dalam tulisannya van Poso naar Parigi, Sigi, en Lindoe yang terbit pada tahun 1889. Pada tahun 1908, Kruyt menulis artikel budaya tentang daerah Napu, Behoa dan Bada. Kemudian, seseorang berkebangsaan Swedia yaitu Walter Kaurdern mengadakan penelitian di daerah lembah Palu Sulawesi Tengah, Napu, Behoa, dan Bada pada tahun 1919 hingga tahun 1921. Ia kemudian menerbitkan bukunya yang berjudul Megalitie Finds in Central Celebes pada tahun 1938. Pada tahun 1938 Kruyt menerbitkan buku yang memuat tentang peninggalan megalitik di Sulawesi Tengah dan sekitarnya, termasuk daerah Palu Sulawesi Tengah. Buku tersebut berjudul de West Toradjas op Midden Celebes.

Menurut beberapa ilmuwan, situs tersebut dipandang sebagai monumen-monumen batu yang terbaik di antara patung-patung sejenis di Indonesia, patung-patung ini hanya berada di Palu Sulawesi Tengah. Berbeda dengan patung-patung yang ditemukan di belahan dunia lainnya seperti yang terdapat di Mexiko yang konon patung yang berada di Palu Sulawesi Tengah, merupakan yang terbaik.

Patung megalitik Palu Sulawesi TengahPatung megalit adalah semacam sebuah monument yang terbuat dari batu. Patung ini memiliki ciri manusia, tetapi hanya kepala, bahu dan jenis kelamin. Asal muasal batu ini berasal dari nenek moyang orang Indonesia yang bersal dari dataran cina. Para nenek moyang tersebut adalah manusia yang termasuk dalam rumpun ras Austronesia. Pada saat itu, dengan membawa kebudayaan zaman besi mereka datang ke Palu Sulawesi Tengah. Dengan alat-alat besi inilah mereka membuat berbagai patung yang terbuat dari batu dengan berbagai model, yang kita kenal saat ini dengan megalit.

Prasasti peninggalan kebudayaan nenek moyang, yang berada di seputaran Palu Sulawesi Tengah ini tidak hanya berbentuk patung, tetapi juga belanga besar dari batu, lumpang batu dan batu berukir lainnya. Ada 350 situs yang ditemukan dan masih banyak yang belum terungkap. Dengan melakukan kunjungan ketaman Lore Lindu Palu Sulawesi Tengah memungkinkan untuk mendapatkan informasi yang lebih kaya. Selain itu penelitian tentang megalitik yang terdapat di lembah Palu Sulawesi Tengah masih terbuka lebar. Bagi para sejarawan dunia, telah melakukan penelitian tentang patung-patung yang tersebar di lembah Palu Sulawesi Tengah, olehnya itu masih terdapat banyak masalah-masalah yang belum terungkap mengenai keberadaan patung-patung yang berada di sekitar Palu Sulawesi Tengah.

Selain penelitan tentang patung-patung yang terdapat di wilayah Palu Sulawesi Tengah, penelitian tentang keaneka ragam hayati, masih juga terbuka lebar. Seperti misalanya sebuah puhon yang hanya tumbuh di daratan Palu Sulawesi Tengah yaitu dikenal dengan kayu hitam atau Eboni. Demikianlah yang sempat di informasikan tentang lembah Palu Sulawesi Tengah. Kiranya berkenan dapat mengunjungi daerah ini sebagai perjalanan wisata sambil belajar sejarah di wilayah Palu Sulawesi Tengah.

Scroll to Top